Selasa, 17 April 2012

Deret Fibonacci


Misteri Hub. Deret Fibonacci dengan Angka Tuhan
Angka Tuhan? Mungkin Anda bertanya-tanya tentang "Angka Tuhan", apaan sih? Sebenarnya itu hanya istilah saya saja untuk menyebut suatu "angka misteri" (baca:sangat menakjubkan) yang banyak ditemukan pada kejadian-kejadian di alam ini. Angka ini sejatinya telah banyak diteliti oleh peneliti luar negeri, mereka umumnya menyebut angka ini adalah "golden ratio" atau "golden number".

Nah, mungkin sebagian Anda sudah tidak asing lagi dengan 2 istilah yang terakhir. Ya, bagi Anda yang sudah membaca mengenai hal ini pasti Anda mengetahui bahwa angka ini ada kaitannya dengan deret Fibonacci atau Fibonacci sequence.

Tahukah Anda mengapa para peneliti menyebutnya golden number? karena banyak sekali kejadian-kejadian di alam ini yang berkaitan dengan angka tersebut. Bahkan, sebelum Obama terpilih menjadi presiden, ada yang meramalkan bahwa Obama akan menjadi presiden Amerika ke-44 dengan dasar dari analisa deret Fibonacci. Wow? Benarkah?


Sekilas Mengenai Deret Fibonacci

Bagi Anda yang sudah lulus SMU pasti pernah mendengar bilangan Fibonacci di pelajaran Matematika. Kalau misalnya belum, mungkin waktu itu Anda sedang tidak masuk sekolah..maaf bercanda =P

Apa sih angka fibonacci? Angka fibonacci adalah urutan angka (deret angka) yang disusun oleh Leoanardo Fibonacci pada tahun 1175 - 1245 M. Bilangan fibonacci dikenal juga dengan sebutan the golden number of human life.

Percaya atau tidak, menurut kepercayaan para ilmuwan di zaman dahulu kala, angka Fibonacci adalah salah satu bukti adanya Tuhan (inilah salah satu alasan saya memberi judul angka Tuhan). Wah kok bisa?

Apa sih sebenarnya bilangan Fibonacci itu? Bilangan Fibonacci adalah urutan angka yang diperoleh dari penjumlahan dua angka didepannya, misalnya seperti ini :

0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, dst

Penjelasan : Misal Angka 5, diperoleh dari penjumlahan 2 angka didepannya yaitu 2+3.

Mungkin Anda kemudian bertanya, lalu apa kaitannya angka2 itu dengan bukti adanya Tuhan?
Bilangan Fibonacci ini menunjukkan beberapa fakta aneh, tetapi sebelumnya kita perlu mengetahui terlebih dahulu mengenai angka Phi? Apa itu angka Phi?
Pasti Anda tahu, angka Phi adalah angka 1.618. Apa hubungannya dengan fibonacci? Phi merupakan hasil pembagian angka dalam deret Fibonacci dengan angka didepannya.
Misalnya 3:2, 34:21, 89:55.
Semakin besar angka Fibonacci yang dilibatkan dalam pembagian, hasilnya akan semakin mendekati 1.618.

Fakta-Fakta "Angka Tuhan" Bilangan Fibonacci

Seperti yang sekilas disebut sebelumnya, angka ini merupakan bukti yang menunjukkan adanya Tuhan dan dianggap keramat oleh ilmuwan zaman dulu.
Hampir semua ciptaan Tuhan dianggap mempunyai angka Fibonacci dalam hidupnya, baik itu tumbuhan, hewan, maupun manusia.

Berikut beberapa fakta yang ditemukan di alam ini.

1. Jumlah Daun pada Bunga (petals)
Mungkin sebagian besar tidak terlalu memperhatikan jumlah daun pada sebuah bunga. Dan bila diamati, ternyata jumlah daun pada bunga itu menganut deret fibonacci. contohnya:
- jumlah daun bunga 3 : bunga lili, iris
- jumlah daun bunga 5 : buttercup (sejenis bunga mangkok)
- jumlah daun bunga 13 : ragwort, corn marigold, cineraria,
- jumlah daun bunga 21 : aster, black-eyed susan, chicory
- jumlah daun bunga 34 : plantain, pyrethrum
- jumlah daun bunga 55,89 : michaelmas daisies, the asteraceae family

Selasa, 10 April 2012

Cara Teknik Bermain Bola dengan Rumus 5W + 1H


widget



cara teknik bermain bola














a. Bagaimana cara tendangan bebas yang baik untuk menjadikan goal?


1. letakkan bola ditempat yg se-nyaman mungkin, tidak jauh2 dari yang seharusnya  pastinya :D, pastikan tanah tidak bergelombang...

2. mundur be2rapa langkah untuk mengambil posisi (jika kita memakai kaki kanan, mundur agak lebih ke kiri sedikit, dan sebaliknya)..
fokuskan pada 1 titik,.

3. saat berlari untuk menendang usahakan titik berat tubuh ada di bagian yg berlawanan. hal ini bisa 
dilakukan dengan mengangkat tangan yg berlawanan dgn kaki yg digunakan untuk menendang (c/o kaki kanan --> tangan kiri) setinggi bahu / pundak. cara ini persis seperti yg digunakan david beckham saat menendang. Dengan menambahkan berat badan, maka akurasi tendangan akan meningkat


4. Tendang dengan 2 pilihan bagian kaki:
1. Kaki bagian dalam jika jarak free kick nya kira2 15 -25 m, karena dgn bagian kaki ini biasanya kekuatan tendangan bola tidak sekuat dengan punggung kaki, tapi akurasinya bagus
2. Dengan punggun kaki jika ingin "shoot on goal" dan bukan umpan ke kotak pinalti. dengan metode ini, kekuatan tendangan bisa 10% bertambah

5.Lari sekuat tenaga jika anda merasa sudah menguasai teknik ini, karena dgn demikian anda telah menambahkan kekuatan tendangan. lari sedang2 saja jika memang masi ragu2

6.Rayakan goal anda!!!!

7.Klo ga2l jgn kecewa..That's Football:D

b. Bagaimana cara menendang bola dengan baik?


Menendang bola dengan baik. pertama mungkin dari diri sendiri kita punya rasa ingin bisa menendang bola, setidaknya kita punya niat untuk melakukan sesuatu hal.
dan ini cara-cara yang bisa kita lakukan :

1. Ambil ancang-ancang yang nyaman untuk kita menendang bola.
2. jangan terlalu terburu-buru untuk menendang bola, dan fokuskanlah antara bola dengan kaki anda.
3. sering2lah latihan berat pada kaki. bisa juga dengan skotjump
4 dan jangan lupa sering-sering latihan.
5. latihan dengan menendang bola pada tujuan yang kita buat sendiri.

nah, yang terakhir teknik control bola

c. Apakah Teknik Kontrol Bola tersebut


Kontrol adalah menghentikan bola yang sedang bergerak agar berada dalam penguasaan kita. Salah satu faktor lancar dan tidaknya permainan sepak bola juga ditentukan oleh tehnik ini. Karena jika kita tidak menguasai teknik ini, bola akan..... mudah lepas dari penguasaan kita dan itu berarti akan mempermudah lawan untuk merebut bola dari penguasaan kita. Kontrol bisa dilakukan dengan kaki, dada dan paha. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk melatih teknik ini adalah dengan cara membatasi pengontrol bola dengan lingkaran. Diameter lingkaran kira-kira 1 meter. Batas lingkaran bisa menggunakan bendera kecil atau benda lainnya. Kemudian, buat pemain berpasang-pasangan untuk melatih kontrol bola. Sebagai contoh pasangan pemain A dan B, serta pemain C dan D. Pemain A dan C bertugas melemparkan bola kepada pemain yang berada dalam lingkaran ( B dan D ). Pemain yang berada dalam lingkaran harus mengontrol bola dengan sebaik-baiknya dan bola tidak boleh keluar dari lingkaran. Usahakan kontrol dilakukan secara variatif dan harus sempurna. Pengontrol bisa menggunakan dada, paha atau kaki untuk mengontrol bola. Bagi pemain yang bertugas melempar bola juga harus variatif dalam melempar bola kearah yang berbeda-beda. Jika bola keluar dari lingkaran, maka harus berganti peran dengan pelempar. Latihan ini tampaknya sederhana, tapi akan sangat bermanfaat. Jika sudah semakin bagus, lemparan bola bisa dipercepat. Karena, dalam permainan sebenarnya, datangnya bola terkadang lambat, sering pula sangat cepat.

Mengapa Saya Menulis

Mengapa saya menulis?

Tiba-tiba tertarik menuliskan ini setelah mengintip dan membaca obrolan sahabat Bloofers via chat fb. (berbakat spionase^^). Yah.., apa alasan saya sebenarnya hingga tertarik untuk menulis. Hm, setelah saya pikir-pikir tidak ada alasan khusus mengapa saya menulis. Dipikirkan sedalam apapun, saya hanya bisa sampai pada kesimpulan kalau saya menulis karena alasan yang sangat sederhana. Se-sederhana keinginan saya menjalani hidup yang apa adanya. Saya menulis, sekedar mengumpulkan remah-remah ide agar meletup dan tidak kadaluarsa. Rasa-rasanya tidak rela membiarkan parade ide berlalu begitu saja, pun berakhir di tempat sampah. Yah, karena ide adalah mukjizat. Yang karenanya manusia bisa merasakan hidup yang lebih bergairah bahkan bersemangat sepanjang hari. Bukankah hidup penuh semangat adalah hal yang paling menyenangkan. Coba bayangkan, membuat adrenalin terpacu sepanjang hari, berkompromi dengan motorik kepuasan, beh.., siapa yang tidak menginginkan itu. Dan lagi, dunia terlalu luas di hati saya untuk dibiarkan begitu saja. (Owuooo.. gaya bahasanya mulai aneh bin ajaib..).


Ada penulis, ada pembaca.. 
Lalu untuk siapa saya menulis??
Jawabannya singkat, bukan untuk siapa-siapa. Untuk saya yang liberal, menulis adalah kesenangan dan tidak boleh ada sesuatupun yang membuat saya berada di bawah tendensi saat menulis. Kepala saya terlalu berharga untuk diperbudak oleh tanggapan dan keinginan di luar sana. 
Saya tidak tahu banyak tentang dunia tulis - menulis. Semacam sihir, mendatangi begitu saja, suka begitu saja lalu menulis begitu saja. Mengakrabi tanpa punya pengetahuan khusus tentang itu. Mungkin ini alasan, mengapa tulisan saya tidak pernah benar-benar terkotak dengan jelas, atau lahir dengan jenis kelamin yang pasti, selalu ada heterogensi, selaput semi permiabel, tak pernah terklasifikasi. Yah, ide itu alien, aneh bin ajaib. Persis sebutan sahabat-sahabat saya pada kepala ini yang lebih sering kasmaran dengan pikirannya sendiri. Hahahhaha.. Ngomong apa saya.

Tentang Pembaca
Okelah, dalam ranah egoisitas, menulis memang berefek ganda. Memuaskan penulis atau memuaskan pembacanya. (Saya tidak sedang berbicara ranah abu-abu untuk memuaskan penulis dan pembaca di saat yang bersamaan). Tulisan bagi pembaca ada dua, yang menikmati alur ceritanya atau yang menikmati alur berpikir penulis. (Saya pernah membahas ini di multiply saya). Dan kebetulan, untuk hal ini, saya termasuk jenis kedua. Jenis yang selalu kasmaran dengan alur berpikir penulis yang juga berarti termasuk penulis yang menikmati alur berpikirnya sendiri.
Yapz, pembaca tetap penikmat, itu harga paten tidak ada nisbi. Tugas penulis membahasakan imaji. Nah, disini poin pentingnya. Saat penulis mempertimbangkan pembaca, itu berarti ia sudah berdamai dan teken kontrak untuk tidak akan bebas meng-explore isi kepalanya. Saya?? Tentu saja tidak rela. Harapan saya, dunia yang begitu luas di hati saya (lebhay MODE hONg… ^^) harus bebas lepas. Memuaskan pikiran dan menjadikan setiap centi kata dalam tulisan menjadi asset berharga alam bawah sadar, atau bahkan menjadikannya investasi berharga bagi dunia sastra. Wow…, saya bermimpi tentang ini. :D

Last but not a least..
Yah, saya menulis. Dengan keterbatasan ilmu dan pemahaman. Sayangnya, saya menggolongkan ini sebagai keterbatasan yang termaklumi. Karena kenapa? Karena saya penganut penulis “liberal”, acuh pada rule, buta pada norma. Asal memenuhi satu syarat “Bukan tulisannya yang liberal, mencekoki pikiran dengan hegemoni atau semacamnya”, bagi saya itu sudah lebih dari cukup

Copy: http://bumiaccilong.blogspot.com/2011/02/mengapa-aku-menulis.html

Cara Menulis Dengan Rumus 5W+1H (Asdikamba)

 
 
 
 
 
 
Rate This
Bagi seorang pemula, menulis cukup membuat pusing. Apa ya yang akan ditulis? Kalau pun topik yang akan ditulis sudah ketemu, sulit untuk menuliskannya. Jika pun bisa, baru 1-2 paragraf pertama sudah berhenti. Tidak ada inspirasi/ilham, mungkin dalihnya begitu.
Ada Rumus 5W+1H yang bisa dipakai untuk mendobrak kebuntuan pikiran untuk menulis. Setiap tulisan diharapkan mampu menjawab 6 pertanyaan: What, Who, When, Where, Why, dan How atau ada yang menyingkatnya dengan Asdikamba (Apa, Siapa, DImana, Kapan,, Mengapa,  BAgaimana?)
What? Apa?
Who? Siapa?
When? Kapan?
Where? Di mana?
Why? Mengapa?
How? Bagaimana?
Misalnya kita ingin cerita bahwa kita pergi ke taman dengan orang tua kita. Nah tanyakan pertanyaan-pertanyaan di atas kemudian jawablah sejelas mungkin.
Misalnya:
What? Apa?
Jalan-jalan ke Puncak
Who? Siapa?
Saya dengan adik, Bapak, dan Ibu saya pergi ke sana bersama-sama.
Bisa diperbanyak lagi pertanyaannya misalnya ketemu Siapa?
Oh di sana saya ketemu teman saya, Mira, dan orang tuanya.
When? Kapan?
Kami berangkat ke sana Hari Minggu pagi. Sampai di sana pada siang hari.
Where? Di mana?
Kami pergi ke Puncak Gunung Gede di Bogor. Tepatnya di Cipanas.
Kami berjalan-jalan di kebun Teh.
Pertanyaan bisa dipertajam dengan ke mana lagi? Di mana kamu?
Setelah itu kami pergi ke Masjid At Ta’awun di Puncak.
Why? Mengapa?
Kami ke sana untuk bersenang-senang dan menghirup udara segar.
How? Bagaimana?
Kami ke sana dengan mobil Kijang yang disetir oleh supir kami, bapak Sujono.
Kami berjalan-jalan dengan riang gembira di sana.
Sore hari kami baru pulang.
Keadaan jalan sangat macet. Sehingga saat pulang, kami kelelahan meski hati terasa senang.
Pertanyaan bisa dipertajam dengan “How Many” (Berapa banyak?) atau “How Much” (Berapa biayanya?)
Kami ke sana pergi berlima
Saat menulis cerita, bisa diperbaiki dengan menulis sesuai urutan waktu kejadian sehingga lebih enak dibaca. Misalnya:
Pada hari Minggu pagi kami berangkat ke Puncak. Adik, ibu, bapak, dan saya pergi berangkat bersama-sama. Kami diantar oleh pak Jono dengan memakai mobil Kijang.
Siang hari, kami sampai di Puncak. Di sana kami jalan-jalan di Kebun Teh Gunung Mas. Saya bertemu dengan teman saya, Mira. Dia pergi bersama dengan orang tuanya.
Setelah itu kami pergi ke Masjid At Ta’awun di Puncak. Di sana kami shalat berjama’ah.
Saat pulang, macet sekali. Kendaraan nyaris tidak bergerak.
Sore hari kami baru sampai di rumah. Meski badan letih, namun hati riang gembira!
Pada tulisan argumentasi atau pun humor tentu rumus tersebut tidak harus dipakai. Tapi pertanyaan-pertanyaan di atas membantu anda untuk menuliskan isi pikiran anda menjadi cerita.
Yang terpenting agar bisa menulis adalah teruslah menulis. Sejelek apa pun tulisan anda menurut anda, terus menulis. Justru kritikan orang akan membuat anda sadar kekurangan tulisan anda. Anda akan berusaha memperbaiki diri karena itu.
Semakin sering anda menulis, akhirnya anda menulis dengan lancar sebagaimana anda berjalan (jika anda bisa berjalan…:)

Referensi:

5W1H

A simple set of question framings was defined by Kipling in his immortal poem:
I have six faithful serving men
They taught me all I knew
Their names are What and Where and When
And Why and How and Who
They are also known by the less prosaic ’5W1H’ and are useful for general questioning and probing. Here are some question ‘starters for ten’…

What

  • What, specifically,…?
  • What next?
  • What else?

Where

  • Where else?
  • Where are you?
  • Where, exactly…?

When

  • When, exactly, will you…?
  • When will it start/end?
  • When will I know?

Why

  • Why does that happen?
  • Why not?
  • (just keep asking ‘why?’ to find root cause – often around 5 times)

How

  • How many?
  • How much?
  • How does it work?

Who

  • Who will do this?
  • Who else will do this?
  • Who pays?
  • Who benefits?
http://changingminds.org/techniques/questioning/5w1h.htm

Teknik Menulis dengan Rumus 5W + 1H..

Teknik Menulis dengan Rumus 5W + 1H

Ditulis oleh IHSYAH Pada Selasa, 28 Februari 2012 0 komentar
menulis beritaDALAM sebuah perbincangan, kawan saya mengatakan, menulis itu gampang-gampang susah. Susah karena bingung bagaimana harus memulai, bingung tak tahu apa yang akan diceritakan.

Saya pun menyarankan agar ia menggunakan rumus 5W+1H sebagai panduan dalam menulis. Rumus ini mencakup What, Who, When, Where, Why, How. Sebuah rumus penulisan yang berlaku universal dan mencakup hal-hal dasar yang harus dipenuhi untuk kelengkapan sebuah tulisan.

Rumus 5W + 1H ini adalah pedoman dasar penulisan jurnalistik, namun tak salah jika digunakan pula dalam menulis konten blog. Penerapan rumus ini, cukup sederhana, yakni;
  • WHAT menyatakan apa yang ditulis, menentukan tema apa yang ingin ditulis, semisal tentang peristiwa di sekitar tempat tinggal, masalah sosial atau apapun yang menarik perhatian dan layak diketahui orang lain.
  • WHO menyatakan tokoh yang terlibat dalam topik yang ditulis. Bila tokoh itu tak cukup dikenal oleh pembaca, maka kewajiban penulis untuk “memperkenalkan” si tokoh dengan menjelaskan siapa dan apa perannya dalam peristiwa yang ditulis.
  • WHEN menyatakan waktu kejadian dari peristiwa yang diceritakan (WHAT). Jika itu sebuah peristiwa yang terjadi di sekitar tempat tinggal penulis, maka ceritakanlah kapan peristiwa itu terjadi.
  • WHERE menyatakan tempat terjadinya peristiwa. Keterangan tentang tempat ini dapat ditulis secara lengkap, misalnya dengan menyebutkan nama jalan, nama kota atau nama tempat lainnya agar mudah dikenali.
  • Sementara WHY menyatakan mengapa peristiwa itu terjadi. Dalam hal ini, mesti diceritakan apa yang menjadi latar belakang dari peristiwa, bisanya sisi inilah yang menjadi bagian paling menarik dari peristiwa.
  • Kemudian H adalah HOW yang menerangkan bagaimana peristiwa terjadi, paparannya mencakup proses terjadinya peristiwa secara kronologis.
Inilah unsur-unsur dasar yang patut dipenuhi agar tulisan lengkap dan informatif, jangan lupa ketepatan data dalam memenuhi unsur-unsur tulisan itu. Hal ini penting untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman akibat informasi yang kurang akurat.

Selanjutnya, memperhatikan penggunaan tata bahasa yang baik dan benar, pilihan kata yang tepat, serta memparkan peristiwa secara detail agar tulisan yang dihasilkan informatif. Tambahkan pula data yang relevan agar informasi yang disajikan lebih akurat.

Contoh penerapan Menulis dengan Rumus 5W + 1H ini dapat dibaca pada artikel; arti kata Butta Salewangang ini. Selamat menulis. | **

copi: http://www.blogihsyah.com/2012/03/menulis-dengan-rumus-5w-1h.html