Mengenal Skill Sepak Bola
Bagian Kedua : A G I L I T Y
a. Pengertian dan fungsi.
Jikalau orang bertanya, Skill apa yang membuat
seorang Lionel Messi menjadi pemain terbaik dunia saat ini? Berbagai
jawaban muncul diantara beberapa orang yang antara lainnya “Dribble”nya
yang bagus mengikuti sang legenda Diego Maradona, “passing”nya yang
akurat, dll. Tapi jawaban sebenarnya tak lain yaitu “Agility”. Agility
seorang Messi yang sudah berkelas Master ini membuat hampir semua skill
yang dibutuhkan oleh pesepakbola menjadi efektif. Sebab walaupun seorang
pemain sepakbola memiliki passing dengan akurasi tinggi, shotting yang
bagus, dribble yang sempurna dan lainnya, tanpa agillity semua itu akan
terlihat hanya sia-sia belaka. Sebagai contoh didalam pertandingan
sepakbola, seorang pemain yang punya passing akurasi yang tinggi tanpa
didukung dengan agility hanya akan sekedar melepas umpan tanpa tahu bola
yang akan diberikan kepada rekannya akan putus atau tidak lantaran ia
tak melihat lawannya yang ada dalam keadaan “one step acceleration*”
hingga lawan unggul dalam sprint dan berhasil merebut bola. Ia tidak
membaca pergerakan lawannya hingga bola yang diberikan bisa dipotong
dengan mudahnya.
Sesuai dengan artinya yaitu kecerdasan
otak/mental, skill yang satu ini membuat serangan dan pertahan tidak
sia-sia. Pemilik skill ini tidak melepas umpan, shotting, dribble dan
lainnya melainkan ia tahu seberapa persen tingkat keberhasilannya. Pada
sepakbola modern ini kita sudah bisa melihat sudah ada result atau hasil
dari tiap babak mengenai “pass complete” yang juga bisa kita lihat di
televisi dengan hasil lainnya seperti “ball possition”, “Shot wide”,
“shot on target”, dll. Dan “pass complete” itulah yang menandakan suatu
tim sepakbola mempunyai agility yang baik pada setiap pemainnya atau
tidak. Bisa diperhitungkan seperti suatu tim sepakbola melepas 100 umpan
dalam satu kali pertandingan, dalam seratus umpan itu jikalau pass
completenya cuma 60% berarti cuma 60 umpan atau passing yang sampai
kepada rekan satu timnya, dan sisa 40 umpan lagi gagal atau putus di
kaki lawannya. Bahkan result dari “pass complete” bisa menandakan suatu
tim adalah tim dengan permainan profesional atau tidak. Dan kita bisa
mengukurnya pada Timnas senior kita pada laga-laga terakhir mereka. Saya
yang melihat ditelevisi pada 2 pertandingan penyisihan piala asia lalu
hampir memastikan kalau pass complete para pemain senior Indonesia
selalu putus di tengah lapangan dan mungkin pass complete mereka tak
sampai 40% saja. Itu menandakan skill agility para pemain senior jauh
dibawah standar. Dan tidaklah pantas untuk sebuah tim sepakbola disebut
tim profesional jikalau hanya melepas umpan untuk membangun serangan
saja selalu putus dikaki lawan atau pass completenya dibawah 60%. Dan
pantas saja FIFA atau federasi sepakbola internasional menghadiahi
Timnas Indonesia peringkat 120an lantaran “Agility”nya ketahuan dibawah
standar. Dan saya pribadi hanya bisa bersuara jikalau pemain yang ada
pada Timnas senior itu yang dianggap pantas membela timnas senior,
lantas bagaimana dengan pemain-pemain lainnya? Tidakkah pantas kelas
sepakbola Indonesia masih dianggap amatiran? Minimnya prestasi
Internasional baik pada Timnas maupun dari klub-klub Liga Indonesia
sudah menjadi buktinya.
Kebutuhan skill agility untuk seorang pemain
sepakbola adalah mutlak. Bahkan dengan agility standar saja suatu tim
sepakbola mempunyai kesuksesan dalam sebuah serangan minimalnya 60%.
Bisa dibilang 1 orang saja pemain yang mempunyai agility dilevel “high”
saja sudah membuat tim tersebut memiliki ball position + 5% kurang lebih
dalam tiap pertandingannya. Dan bayangkan saja kalau tim sudah
menguasai jalannya pertandingan hingga 60% ball position, gol hanya
masalah waktu saja untuk dihasilkan. Tak ayal Barcelona FC bisa
menguasai tiap pertandingannya kurang lebih dengan ball position 60 -
65%, dan mereka punya rata-rata 3 gol per 1 pertandingan. Hal itu
disebabkan selain Lionel Messi, pemain lainnya seperti Xavi Hernandez,
Andres Iniesta juga punya Agility minimal berlevel “High”.
Untuk sementara cuma ini sebagai target
pertama grub ini yaitu “mencerdaskan” para sepakbola mania/pendukung
walau ia cuma penonton sesekali di layar televisi.
Dan dibawah merupakan target berikutnya yaitu untuk membentuk pemain dengan kualitas sepakbola Profesional.
b. Cara melatih.
Tahap Pertama :
Agility berhubungan erat antara kepintaran
otak dan kemampuan tubuh untuk melakukannya. Jikalau dicontohkan,
seseorang bisa saja tahu ia bisa melompati aral yang berbentuk jurang,
lembah, ataupun beberapa paku yang terlintas didepannya dengan melompat
dengan jarak minimal 1,95 meter. Namun apalah daya, tubuhnya tak sanggup
melompat sejauh itu lantaran ia tak pernah melatih menguasai beban
tubuhnya yang jikalau dipaksakan juga maka ia hanya sanggup melompat
sejauh 1,75 meter dan alhasil ia hanya akan terjatuh atau terkena aral
itu saja. Itulah pengertian sesungguhnnya dari kepintara otak/mental
seorang manusia, yaitu otak dan tubuhnya sanggup melakukannya.
Untuk seorang pesepakbola, meningkatkan
“Agility” hingga berkelas High membutuhkan tak sekedar kemampuan otak
dalam membaca situasi melainkan juga kemampuan tubuhnya untuk
menjalankannya. Dan itu membutuhkan nilai atau rapor rata-rata skill
lain pada rapor minimal 7 untuk setiap skill seperti Speed, Akselerasi,
jump, respond, reflek, agresif, covering, power dll. Cara minimal untuk
merata-ratakan nilai rapor setinggi itu pada tubuh cukup dengan lari
pelan atau jogging dengan jarak minimal 5 kilometer / 3 x seminggu. Dan
latihan fisik yang diberikan pelatih sudah cukup untuk menaikkan
kebutuhan rapor skill-skill tersebut sesuai kebutuhan yakni dengan nilai
rapor 7 hingga 8 tergantung dari skillnya.
Tahap kedua :
Setelah melatih kemampuan tubuh, kemampuan
otak merupakan inti dari kebutuhan skill ini. Experience/pengalaman
hidup merupakan salah satu syarat peningkatan agility. Butuh hitungan
tahun untuk membuat seseorang bisa mengetahui segala situasi dan cara
penyelesaiannya di hampir semua bidang. Cara tercepat masih diketahui
dengan bermain game. Baik game tradisional seperti yang dimainkan
anak-anak yang membuat otot-otot tubuh mengenal setiap pergerakan yakni
meloncat, mengayuh(sepeda dan berenang) meluncur, memanjat, mendarat,
dll. Dan itu membuat otak merespon setiap gerakannya, menghapal dalam
arti mengetahui berapa kekuatan otot paha atau betis yang perlu
dikeluarkan, bagaimana posisi tangan dalam menahan atau menambah laju
gerakan tubuh dan kemudian mencurahkannya pada aksi berikutnya. Inilah
yang membuat seseorang tidak ragu-ragu lagi untuk melakukan sesuatu
karena tubuh dan otaknya sudah mengetahui segala pergerakan dan ia mahir
melakukan apapun yang harus dilakukan sesuai experience/pengalamannya.
Bayangkan bagi anak rumahan yang ia tak berani melompat dari ketinggian
yang cuma 120 cm saja lantaran takut dan tubuh/otot-otot kakinya belum
mengetahui berapa kekuatan untuk merespon lompatan tersebut. Dan itu
sebabnya beberapa latihan antara latihan yang diberikan pelatih, ada
latihan game khusus permainan atau game kecil yang kadang terlihat kocak
walau bagi mereka yang hanya sekedar berlatih di SSB atau sekola sepak
bola, seperti pelatih menyuruh bergabung sesuai keinginan pelatih
tersebut yakni bergabung 4 pemain atau 7 pemain sekaligus, dan yang
tidak sesuai jumlah 4 atau 7 pemain akan mendapat hukuman. Dan jangan
anggap remeh karena ini memang dibutuhkan dan tak hanya sekedar hiburan
untuk tim. Hal itu diantaranya melatih gerakan respond dan reflek dan
diadu dengan kecepatan membaca mata membaca situasi.
Tahap Ketiga :
Melatih kepintaran otak menjadi cara yang
terakhir untuk meningkatkan skill agility ini. Mengetahui segala sesuatu
hasil dari suatu kejadian atau aktivitas merupakan arti lain dari
kepintaran otak ini. Selain itu, menguasai berbagai trik-trik dari suatu
pergerakan membuat seseorang jadi paham akan kelemahan maupun kelebihan
dari suatu aktivitas. Cara cepat untuk meningkatkannya adalah
memperbanyak bermain game, baik game 2 D maupun game 3 dimensi. Sebab
dari setiap game yang dibuat oleh pemilik game tersebut. Mereka
memberitahu segala hasil dari semua aktivitas dari apa yang dilakukan
oleh manusia walau hanya sesuatu yang sepele seperti yang banyak dikenal
orang yakni darah atau HP akan berkurang jikalau melompat atau jatuh
lebih dari 3 meter seperti yang ada pada beberapa game yang tersedia
pada game V-kom, PlayStation, maupun game-game PC, karena game
merupaknan cermin dari kehidupan itu sendiri. Jadi, Experience lebih
cepat didapat melalui game-game dari apapun jenis atau tipe
permainnannya.
Warning/Peringatan :
*Latihan yang keras membutuhkan Gizi dan
multivitamin yang mencukupi, kekurangan 1 saja jenis vitamin akan
membawa kerusakan bagi tubuh, apalagi vitamin K atau kalsium.
* Kebutuhan istirahat sangat penting untuk
recovery tubuh dan juga sangat fatal apabila diabaikan terutama sehabis
berlatih keras.
* Game terkadang melalaikan waktu, sudah kewajiban orangtua untuk mengatur dan memperingati anaknya akan batas-batas waktu ini.
copy: http://trainball.blogspot.com/2011/12/mengenal-skill-sepak-bola.html