Selasa, 27 Maret 2012

Aku Suka Sepak Bola

Mengenal Skill Sepak Bola

Bagian Kedua : A G I L I T Y

a. Pengertian dan fungsi.

Jikalau orang bertanya, Skill apa yang membuat seorang Lionel Messi menjadi pemain terbaik dunia saat ini? Berbagai jawaban muncul diantara beberapa orang yang antara lainnya “Dribble”nya yang bagus mengikuti sang legenda Diego Maradona, “passing”nya yang akurat, dll. Tapi jawaban sebenarnya tak lain yaitu “Agility”. Agility seorang Messi yang sudah berkelas Master ini membuat hampir semua skill yang dibutuhkan oleh pesepakbola menjadi efektif. Sebab walaupun seorang pemain sepakbola memiliki passing dengan akurasi tinggi, shotting yang bagus, dribble yang sempurna dan lainnya, tanpa agillity semua itu akan terlihat hanya sia-sia belaka. Sebagai contoh didalam pertandingan sepakbola, seorang pemain yang punya passing akurasi yang tinggi tanpa didukung dengan agility hanya akan sekedar melepas umpan tanpa tahu bola yang akan diberikan kepada rekannya akan putus atau tidak lantaran ia tak melihat lawannya yang ada dalam keadaan “one step acceleration*” hingga lawan unggul dalam sprint dan berhasil merebut bola. Ia tidak membaca pergerakan lawannya hingga bola yang diberikan bisa dipotong dengan mudahnya.

Sesuai dengan artinya yaitu kecerdasan otak/mental, skill yang satu ini membuat serangan dan pertahan tidak sia-sia. Pemilik skill ini tidak melepas umpan, shotting, dribble dan lainnya melainkan ia tahu seberapa persen tingkat keberhasilannya. Pada sepakbola modern ini kita sudah bisa melihat sudah ada result atau hasil dari tiap babak mengenai “pass complete” yang juga bisa kita lihat di televisi dengan hasil lainnya seperti “ball possition”, “Shot wide”, “shot on target”, dll. Dan “pass complete” itulah yang menandakan suatu tim sepakbola mempunyai agility yang baik pada setiap pemainnya atau tidak. Bisa diperhitungkan seperti suatu tim sepakbola melepas 100 umpan dalam satu kali pertandingan, dalam seratus umpan itu jikalau pass completenya cuma 60% berarti cuma 60 umpan atau passing yang sampai kepada rekan satu timnya, dan sisa 40 umpan lagi gagal atau putus di kaki lawannya. Bahkan result dari “pass complete” bisa menandakan suatu tim adalah tim dengan permainan profesional atau tidak. Dan kita bisa mengukurnya pada Timnas senior kita pada laga-laga terakhir mereka. Saya yang melihat ditelevisi pada 2 pertandingan penyisihan piala asia lalu hampir memastikan kalau pass complete para pemain senior Indonesia selalu putus di tengah lapangan dan mungkin pass complete mereka tak sampai 40% saja. Itu menandakan skill agility para pemain senior jauh dibawah standar. Dan tidaklah pantas untuk sebuah tim sepakbola disebut tim profesional jikalau hanya melepas umpan untuk membangun serangan saja selalu putus dikaki lawan atau pass completenya dibawah 60%. Dan pantas saja FIFA atau federasi sepakbola internasional menghadiahi Timnas Indonesia peringkat 120an lantaran “Agility”nya ketahuan dibawah standar. Dan saya pribadi hanya bisa bersuara jikalau pemain yang ada pada Timnas senior itu yang dianggap pantas membela timnas senior, lantas bagaimana dengan pemain-pemain lainnya? Tidakkah pantas kelas sepakbola Indonesia masih dianggap amatiran? Minimnya prestasi Internasional baik pada Timnas maupun dari klub-klub Liga Indonesia sudah menjadi buktinya.

Kebutuhan skill agility untuk seorang pemain sepakbola adalah mutlak. Bahkan dengan agility standar saja suatu tim sepakbola mempunyai kesuksesan dalam sebuah serangan minimalnya 60%. Bisa dibilang 1 orang saja pemain yang mempunyai agility dilevel “high” saja sudah membuat tim tersebut memiliki ball position + 5% kurang lebih dalam tiap pertandingannya. Dan bayangkan saja kalau tim sudah menguasai jalannya pertandingan hingga 60% ball position, gol hanya masalah waktu saja untuk dihasilkan. Tak ayal Barcelona FC bisa menguasai tiap pertandingannya kurang lebih dengan ball position 60 - 65%, dan mereka punya rata-rata 3 gol per 1 pertandingan. Hal itu disebabkan selain Lionel Messi, pemain lainnya seperti Xavi Hernandez, Andres Iniesta juga punya Agility minimal berlevel “High”.

Untuk sementara cuma ini sebagai target pertama grub ini yaitu “mencerdaskan” para sepakbola mania/pendukung walau ia cuma penonton sesekali di layar televisi.
Dan dibawah merupakan target berikutnya yaitu untuk membentuk pemain dengan kualitas sepakbola Profesional.


b. Cara melatih.

Tahap Pertama :
Agility berhubungan erat antara kepintaran otak dan kemampuan tubuh untuk melakukannya. Jikalau dicontohkan, seseorang bisa saja tahu ia bisa melompati aral yang berbentuk jurang, lembah, ataupun beberapa paku yang terlintas didepannya dengan melompat dengan jarak minimal 1,95 meter. Namun apalah daya, tubuhnya tak sanggup melompat sejauh itu lantaran ia tak pernah melatih menguasai beban tubuhnya yang jikalau dipaksakan juga maka ia hanya sanggup melompat sejauh 1,75 meter dan alhasil ia hanya akan terjatuh atau terkena aral itu saja. Itulah pengertian sesungguhnnya dari kepintara otak/mental seorang manusia, yaitu otak dan tubuhnya sanggup melakukannya.
Untuk seorang pesepakbola, meningkatkan “Agility” hingga berkelas High membutuhkan tak sekedar kemampuan otak dalam membaca situasi melainkan juga kemampuan tubuhnya untuk menjalankannya. Dan itu membutuhkan nilai atau rapor rata-rata skill lain pada rapor minimal 7 untuk setiap skill seperti Speed, Akselerasi, jump, respond, reflek, agresif, covering, power dll. Cara minimal untuk merata-ratakan nilai rapor setinggi itu pada tubuh cukup dengan lari pelan atau jogging dengan jarak minimal 5 kilometer / 3 x seminggu. Dan latihan fisik yang diberikan pelatih sudah cukup untuk menaikkan kebutuhan rapor skill-skill tersebut sesuai kebutuhan yakni dengan nilai rapor 7 hingga 8 tergantung dari skillnya.

Tahap kedua :
Setelah melatih kemampuan tubuh, kemampuan otak merupakan inti dari kebutuhan skill ini. Experience/pengalaman hidup merupakan salah satu syarat peningkatan agility. Butuh hitungan tahun untuk membuat seseorang bisa mengetahui segala situasi dan cara penyelesaiannya di hampir semua bidang. Cara tercepat masih diketahui dengan bermain game. Baik game tradisional seperti yang dimainkan anak-anak yang membuat otot-otot tubuh mengenal setiap pergerakan yakni meloncat, mengayuh(sepeda dan berenang) meluncur, memanjat, mendarat, dll. Dan itu membuat otak merespon setiap gerakannya, menghapal dalam arti mengetahui berapa kekuatan otot paha atau betis yang perlu dikeluarkan, bagaimana posisi tangan dalam menahan atau menambah laju gerakan tubuh dan kemudian mencurahkannya pada aksi berikutnya. Inilah yang membuat seseorang tidak ragu-ragu lagi untuk melakukan sesuatu karena tubuh dan otaknya sudah mengetahui segala pergerakan dan ia mahir melakukan apapun yang harus dilakukan sesuai experience/pengalamannya. Bayangkan bagi anak rumahan yang ia tak berani melompat dari ketinggian yang cuma 120 cm saja lantaran takut dan tubuh/otot-otot kakinya belum mengetahui berapa kekuatan untuk merespon lompatan tersebut. Dan itu sebabnya beberapa latihan antara latihan yang diberikan pelatih, ada latihan game khusus permainan atau game kecil yang kadang terlihat kocak walau bagi mereka yang hanya sekedar berlatih di SSB atau sekola sepak bola, seperti pelatih menyuruh bergabung sesuai keinginan pelatih tersebut yakni bergabung 4 pemain atau 7 pemain sekaligus, dan yang tidak sesuai jumlah 4 atau 7 pemain akan mendapat hukuman. Dan jangan anggap remeh karena ini memang dibutuhkan dan tak hanya sekedar hiburan untuk tim. Hal itu diantaranya melatih gerakan respond dan reflek dan diadu dengan kecepatan membaca mata membaca situasi.

Tahap Ketiga :
Melatih kepintaran otak menjadi cara yang terakhir untuk meningkatkan skill agility ini. Mengetahui segala sesuatu hasil dari suatu kejadian atau aktivitas merupakan arti lain dari kepintaran otak ini. Selain itu, menguasai berbagai trik-trik dari suatu pergerakan membuat seseorang jadi paham akan kelemahan maupun kelebihan dari suatu aktivitas. Cara cepat untuk meningkatkannya adalah memperbanyak bermain game, baik game 2 D maupun game 3 dimensi. Sebab dari setiap game yang dibuat oleh pemilik game tersebut. Mereka memberitahu segala hasil dari semua aktivitas dari apa yang dilakukan oleh manusia walau hanya sesuatu yang sepele seperti yang banyak dikenal orang yakni darah atau HP akan berkurang jikalau melompat atau jatuh lebih dari 3 meter seperti yang ada pada beberapa game yang tersedia pada game V-kom, PlayStation, maupun game-game PC, karena game merupaknan cermin dari kehidupan itu sendiri. Jadi, Experience lebih cepat didapat melalui game-game dari apapun jenis atau tipe permainnannya.


Warning/Peringatan :
*Latihan yang keras membutuhkan Gizi dan multivitamin yang mencukupi, kekurangan 1 saja jenis vitamin akan membawa kerusakan bagi tubuh, apalagi vitamin K atau kalsium.
* Kebutuhan istirahat sangat penting untuk recovery tubuh dan juga sangat fatal apabila diabaikan terutama sehabis berlatih keras.
* Game terkadang melalaikan waktu, sudah kewajiban orangtua untuk mengatur dan memperingati anaknya akan batas-batas waktu ini.
copy: http://trainball.blogspot.com/2011/12/mengenal-skill-sepak-bola.html